


Sinergi Bersama Akhiri Tuberkulosis!
Januari 31, 2025


Herbal Membawa Berkat dan Keuntungan
Februari 25, 2025Kolaborasi Perangi Gizi Kurang, Gizi Buruk dan Stunting di Desa
Salah satu fokus Pemerintah Pusat saat ini adalah pencegahan stunting. Hal ini juga yang menjadi fokus Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Timur untuk menggerakkan seluruh kekuatannya sampai mewajibkan seluruh Aselon II untuk menjadi orang tua asuh pada anak dengan gizi kurang, gizi buruk dan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak di Sumba Timur dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai ke- mampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat Nasional.
Persoalan stunting ini juga tidak luput dirasakan oleh masyarakat Desa Tanaraing di Kecamatan Rindi yang merupakan salah satu desa dampingan UPKM/CD Bethesda YAKKUM, Berdasarkan data operasi timbang pada bulan Agustus tahun 2022, terdapat 5 anak dengan status gizi kurang, 1 anak dengan status gizi buruk dan 14 anak dengan status stunting.
Sebagai salah satu desa dampingan UPKM/CD Bethesda YAKKUM, masyarakat mempunyai keterpanggilan untuk terus berinovasi dengan menciptakan berbagai kegia- tan-kegiatan di desa seperti melatih kader Posyandu dan PKK desa untuk terus berinovasi dengan pengembangan pengolahan pangan lokal dan pemanfaatan potensi tumbuhan di desa. Tujuan dari hal ini adalah untuk mengolah tanaman berkhasiat obat untuk penanga- nan pertama pada persoalan kesehatan di desa, termasuk pencegahan dan penanganan gizi buruk, gizi kurang dan stunting.
Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu per- baikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih menurut Kementerian Kesehatan. Lalu, hal inilah yang menggerakkan inisiatif Kelompok Karang Ber- hias dan PKK Desa berkolaborasi membantu Pemerintah Desa dan tenaga kesehatan yang ada untuk berkomitmen dalam menurunkan gizi buruk, gizi kurang, dan stunting di tingkat desa. Selain adanya intervensi PMT yang bersumber dari Dana Desa, masyarakat berswa- daya untuk membangun komitmen ini untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
“Puji Tuhan saat ini terdapat penerunan dari hasil operasi timbang pada bulan Februari 2023 dengan jumlah anak yang berstatus gizi buruk menjadi A dari sebelumnya 1 anak, gizi kurang menjadi 6 anak yang sebelumnya 5 orang. Alasan mengapa angkanya naik menjadi 6 adalah karena terjadi peningkatan 1 anak karena yang tadinya anak itu memiliki status gizi buruk, dia lulus dan menjadi berstatus gizi kurang. Selain itu, jumlah anak yang berstatus stunting menjadi 7 anak dari yang sebelumnya 14 anak dari jumlah total 123 bayi balita di Desa Tanaraing. Kami penyadari ini memang atas keterlibatan semua pihak, tetapi terjadinya penurunan ini menambah semangat kami untuk terus melayani anak-anak kami yang dengan kebutuhan gizi khusus,” Ibu Yuliana menambahkan selagi menunjukan data status gizi anak.
Masyarakat di Desa Tanaraing sudah banyak mendapatkan pelatihan-pelatihan yang diperoleh dari UPKM/CD Bethesda YAKKUM dan juga dari pemerintah. Jadi, bagi mereka jika ilmu tersebut tidak ada tindaklanjutnya, maka masyarakat merasa rugi dan membuang se- buah peluang yang baik. Hal itu juga yang menjadi modal dan semangat masyarakat dalam membantu penanganan gizi buruk, gizi kuran dan stunting di desa,
“Karena upaya pencegahan dan penanganan kebutuhan gizi pada anak menjadi tanggungjawab bersama seluruh lapisan warga masyarakat,” sambung Mama Hen yang juga ketua Kelompok Dasawisma Karang Berhias.
Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Ibu Ketua PKK Desa Tanaraing, “UPKM/ CD Bethesda YAKKUM bersama dengan Puskesmas Tanaraing banyak memberikan edukasi pelayanan pada kami di dalam pelatihan-pelatihan yang diadakan di desa. Sehingga itu juga yang menjadi modal mereka sebagai kader, seperti rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam, itu juga mempengaruhi dari segi pola makan. Terus yang kedua diharuskan memang untuk bersalin di fasilitas keseha- tan, melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif terlebih dalam 6 bulan pertama. Serta yang ketiga tersedianya akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak pada risiko ancaman penyakit infeksi. Tiga hal ini yang terpenting dalam kami mengkampanyekan disetiap posyandu selain kami sedikit memberi makan tambahan pada sasaran dengan kebutuhan gizi khusus,” ungkapnya.
“Kami berharap pada saat Opearasi Timbang di bulan Agustus 2023 ini terjadi penurunan lagi dan kami sangat yakin pasti akan ada penurunan, mohon doanya agar usa- ha-usaha kami termasuk usaha di kelompok Karang Berhias lancar sehingga pelayanan-pe- layanan serupa dapat kami lakukan pada anak-anak kami dengan kebutuhan gizi khusus ini,” sambungnya penuh harap. (Lukas Taramata)