Puskesmas Tegalrejo, “Rumah” Ramah Bagi ODHIV
Mei 21, 2024Keterbatasan Bukan Hambatan: Strategi Puskesmas Atambua Selatan Memangkas LFU
Juni 3, 2024PDP Mendekat, Kesehatan ODHIV Meningkat
Terapi Antiretroviral (Antiretroviral Therapy/ART) merupakan salah satu program layanan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP) yang sifatnya krusial bagi kesehatan ODHIV. Kualitas kehidupan ODHIV sangat bergantung pada ketersediaan obat ARV di layanan kesehatan. Namun, tidak semua ODHIV mendapatkan kemudahan dalam menjangkau layanan PDP karena kendala jarak tempat tinggal yang jauh dari layanan tersebut. Maka mendekatkan layanan PDP di beberapa puskesmas agar mudah diakses menjadi cara jitu untuk mengatasi kendala tersebut.
Di salah satu Dusun di Desa Manleten Kabupaten Belu yang memiliki jarak kurang lebih 11 km ke pusat kota Atambua, ada satu pasangan suami istri berinisial H dan A yang memiliki tiga orang anak. Keluarga ini tinggal di sebuah rumah sederhana berukuran 3 x 4 m2. Pada tahun 2014, H mengalami sakit dan didiagnosa positif HIV oleh dokter di RSUD Atambua. Dokter pun menyarakan agar istrinya juga melakukan pemeriksaan darah dan ternyata hasilnya juga positif HIV.
Saat itu, mereka merasa terpuruk dan sakit hati. Timbul pertanyaan dalam hati, dari mana datangnya virus HIV itu? Bagaimana bisa mereka terinfeksi dan siapakah yang membawa virus itu ke dalam kehidupan mereka? Meski sempat berada di titik terendah dalam menjalani hidup, adanya rasa cinta dan komitmen untuk selalu bersama begitu kuat sehingga mereka tetap setia dan saling merawat.
Sejak tahun 2014, mereka harus mengonsumsi ARV dan rutin mengecek kondisi kesehatan di RSUD Atambua. Saat itu di Kabupaten Belu, layanan PDP hanya terpusat di rumah sakit pemerintah daerah tersebut sehingga mereka terpaksa melakukan perjalanan jauh untuk mengakses ARV.
Seiring berjalannya waktu, di tahun 2021, pasangan ini bertemu dengan UPKM/CD Bethesda YAKKUM dan mulai terlibat dalam kegiatan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS). Mereka sering terlibat dalam kegiatan bersama KDS, baik di puskesmas, kecamatan, maupun di tingkat kabupaten. Melalui kegiatan-kegiatan ini, banyak manfaat yang diterima mulai dari saling mengenal hingga saling mendukung sesama ODHIV dan berjejaring dengan orang-orang dari pemerintah maupun swasta yang mendukung ODHIV. Banyak pemahaman yang diterima mengenai HIV dan AIDS, pentingnya kepatuhan dalam mengonsumsi ARV sehingga membuat mereka yang awalnya tertutup akhirnya perlahan-lahan mulai berani untuk membuka diri. Lebih jauh, timbul kepercayaan dan keberanian diri untuk hidup sebagai ODHIV yang bisa bersosialisasi dan bekerja dimana dan kapan saja.
Di akhir 2022, dalam kegiatan bersama KDS, H mendapat informasi tentang rencana akan ada layanan PDP di Puskesmas dekat tempat tinggal mereka yakni Puskesmas Wedomu. Mendengar hal ini, mereka sangat senang dan berharap bisa rutin mengakses ARV dengan mudah tanpa harus mengeluarkan biaya transportasi untuk mengambil obat setiap bulannya di RSUD Atambua. Selama ini, mereka sering terlambat mengambil ARV sekitar 1-3 hari dikarenakan biaya transportasi yang tidak sedikit. Saat ada keterlambatan mengkonsumsi ARV mereka mengeluh sering merasa capek saat bekerja, namun tidak ada gejala berat lain yang dirasakan.
Semenjak tahun 2023, Puskesmas Wedomu mulai menerapkan layanan PDP dan sudah dilengkapi dengan Tim AIDS. Sudah ada pengelola program dan dokter yang ramah dengan ODHIV dan mau mendengar keluh kesah mereka. Tim AIDS bersama dokter di Puskesmas Wedomu rutin melakukan tes HIV dan memberikan pendampingan bagi ODHIV.
Saat ini H dan istrinya, mengakses ARV di Puskesmas Wedomu yang jaraknya kurang dari 2 km dari rumah mereka. Sejak adanya Puskesmas PDP di lokasi yang relatif dekat tersebut, H dan A merasa sangat terbantu sehingga tidak terlambat lagi mengambil ARV setiap bulannya. Sampai saat ini mereka patuh mengonsumsi ARV sehingga kondisi kesehatan mereka terjaga baik. Berat badan cukup stabil, yaitu 39 kg untuk istri dan 50 kg untuk suami. Setelah tidak ada keterlambatan mengkonsumsi ARV, mereka merasa tidak mudah lelah seperti sebelumnya. Mereka dapat melakukan aktivitas rutin dengan baik, yaitu sebagai buruh harian tanam padi. Mereka yakin bahwa dengan mengkonsumsi ARV secara rutin maka kesehatan akan terus terjaga dan HIV tidak mudah menular ke orang lain. Mereka berpendirian bahwa HIV harus STOP DI SINI!
(Almada Lasi)