Dana Desa untuk Pengendalian HIV & AIDS
November 19, 2024Membakar Api Semangat Stop BABS
Saat ini, masih ada lebih dari 68 rumah tangga yang belum memiliki jamban. Selain itu, ada yang masih menggunakan jamban secara bersama-sama antar tetangga dan bersama dalam satu perkampungan. Lalu, sisanya masih buang air besar sembarangan atau BABS. Hal itu diungkapkan oleh beberapa masyarakat dalam diskusi Dusun 2 Desa Rindi pada tanggal 25 Oktober tahun 2022 lalu.
Tim SALT mengaku bahwa masih ada puluhan warga Desa Rindi yang masih tidak memiliki akses MCK, dan berperilaku buang air besar sembarangan. Hal ini diungkapkan berdasarkan hasil kunjungan dan pantauan tim pada beberapa rumah yang sudah dikunjungi. Diskusi yang pernah dilakukan oleh tim SALT dan warga menuai banyak perdebatan. Masyarakat berpendapat bahwa BABS terjadi salah satunya karena rumah mereka jauh dari jangkauan air sehingga tidak memiliki jamban. Selain itu, ada juga yang menyampaikan kalau rumah mereka bebatuan sehingga susah untuk menggali lubang jamban dan banyak lagi dengan alasannya masing-masing.
Perilaku BAB sembarangan tak hanya ditemukan di masyarakat desa saja tetapi juga terjadi di desa lain. Bahkan di kota-kota besar yang pemukiman warganya kumuh dan padat, di sana masih ditemukan warga yang BAB sembarangan. Meski memiliki jamban yang bagus, tetapi pembuangan kotoran masih menggunakan pipa yang langsung mengalir ke sungai dan tidak menggunakan septic tank. Kondisi itu lah yang menyebabkan pencemaran air dan tanah, bahkan udara.
Kalau kita hitung manusia itu bisa mengeluarkan kira-kira kotoran/tinja sebanyak 0,4 kg per hari. Bayangkan berapa banyak kotoran/tinja yang akan mengotori sungai atau tanah dan ketika hujan tanahnya mengalir mengotori sumur masyarakat. Saking padat dan kumuhnya lingkungan di beberapa kota besar, tempat untuk BAB dan mencuci piring masih menjadi satu dengan alasan memang masyarakat tidak memiliki halaman samping maupun belakang rumah.
Diskusi dusun terus berjalan dan menghasilkan beberapa Rencana Aksi Dusun dan komitmen-komitmen beberapa tokoh yang memang belum memiliki jamban. Mbulu Hunggurami (44) adalah warga Kampung Patanning Dusun 2 Desa Rindi, Kec. Rindi yang mengaku belum membangun jamban.
“Selama ini memang saya BAB di rumah saudara saya di seberang jalan. Namun kalau sudah mendesak ya saya menggunakan jamban umum atau jamban leher anjing, karena setiap BAB selalu dikelilingi anjing," ungkap Bapak Hunggurami bercanda.
Komitmen tersebut juga muncul dari Bapak Hunggurami untuk segera membangun jamban dalam waktu dekat,“Jika ada pertemuan lagi, teman-teman pendamping dari UPKM/ CD Bethesda YAKKUM bisa mampir ke rumah, karena saya pasti sudah punya jamban. Nanti teman-teman mampir saja," kata Bapak Hunggurami penuh semangat meyakinkan warga yang lain dalam forum diskusi dusun.
Pertemuan dusun pada tanggal 17 Mei 2023 menjadi saksi pernyataan Bapak Hunggurami dalam menyampaikan konsistensinya untuk membangun jamban, “Sekarang saya sudah membangun jamban. Saya dan keluarga benar-benar nyaman setelah membangun jamban. Tidak hanya nyaman, namun jika ada tamu maka kami tidak lagi kerepotan," kata Bapak Hunggurami menjelaskan, “dulu, ketika tamu ingin ke jamban, kami hanya bisa menjawab bahwa kami biasanya pergi ke padang."
“Memang halaman kami bebatuan termasuk lubang jamban yang kami gali. Butuh waktu lama untuk kami menggali. Namun dengan semangat untuk segera memiliki jamban dan gotong royong dari saudara-saudari kami, akhirnya kami bisa selesai menggali lubangnya," ujar Bapak Hunggurami, “siang-malam sebelum dan setelah bekerja di kebun, kami menggali lubang.. Bahkan karena susahnya menggali, kami memutuskan untuk menggunakan satu lubang secara bersama dengan saudara sayadi tetangga sebelah. Namun, klosetnya kami pasang masing-masing.Intinya ada niat dulu untuk membuat jamban. Kalau tidak ada niat memang agak repot. Setelah pertemuan dusun waktu lalu saya langsung gali lubang jamban bersama saudara-saudari dan warga di sini," cerita Bapak Hunggurami penuh semangat. (Lukas Taramata)