Maret 18, 2025

Semua Sehat dan Sejahtera dengan Tani Organik

Perubahan iklim berdampak pada berbagai sendi kehidupan manusia, termasuk kesehatan dan ketersediaan pangan. Gagal panen dan menurunnya kualitas pangan yang disebabkan oleh perubahan iklim menjadi masalah yang sangat serius terutama dalam menyediakan gizi cukup bagi masyarakat. Belum pula bicara soal massifnya pupuk anorganik yang dipakai pada pengolahan pertanian, dan tentunya berdampak jangka panjang pada kesehatan manusia. Geliat kesadaran untuk kembali ke pertanian organik untuk menyediakan pangan sehat kemudian mulai muncul. Tentu dengan sejumlah tantangan dari gencarnya bisnis pertanian dan hasil pertanian yang bergantung pada sistem anorganik. Demi mempertahankan ketersediaan pangan sehat, gerakan pertanian organik mulai dilirik menjadi sektor agribisnis yang menjanjikan, sembari mengedukasi masyarakat khususnya pelaku pertanian untuk kembali mengolah lahan secara organik. Bagaimana geliat pertanian organik ini muncul dan menemukan pasarnya? Bagaimana pertanian organik beradaptasi pada iklim yang berubah sehingga tetap bertahan untuk menyediakan kebutuhan pangan sehat? Bagaimana penggerak pertanian organik mengedukasi masyarakat untuk kembali ke kesadaran pangan sehat? Dan, bagaimana pula peluang ke depan usaha pertanian organik ini?
Maret 18, 2025

Aktivis Transpuan, Pejuang KTP

Ketidaksetaraan yang dialami transpuan mengakibatkan munculnya batasan-batasan bagi mereka dalam memenuhi hak-hak dasarnya, salah satunya adalah kepemilikan dokumen kependudukan. Rendahnya kepemilikan dokumen kependudukan tersebut mengakibatkan hambatan bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan sehingga kesempatan untuk bekerja secara formal juga menjadi terbatas. Advokasi dokumen kependudukan bagi transpuan adalah perjuangan panjang yang telah dilakukan oleh Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di Kota Yogyakarta. Bagaimana kah perjuangan seorang transpuan untuk mendapatkan dokumen kependudukan? Dan apa tantangan yang dihadapi?
Maret 18, 2025

Posyandu Pendekatan Siklus Hidup Manusia, Layanan dari Lahir sampai Lansia

Penerapan layanan berbasis siklus hidup manusia menjadi fokus integrasi dalam pelayanan kesehatan primer di masyarakat. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) memiliki peran strategis karena berangkat dari prakarsa Pemerintah Desa dan masyarakat untuk melaksanakan program pelayanan kesehatan primer di tingkat desa. Dengan peran strategis inilah Posyandu dipilih untuk menjalankan pelayanan kesehatan dengan pendekatan siklus hidup manusia. Melalui Keputusan Menteri Kesehatan nomor 2015 tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, Posyandu yang melayani seluruh siklus hidup manusia dilakukan berbasis program yaitu Posyandu KIA, Posyandu Remaja, Posbindu PTM, dan Posyandu Lansia. Bagaimana Implementasi Posyandu Pendekatan Siklus Hidup Manusia ini saat ini? Apa saja inovasi yang sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas? Dan tantangan apa yang dihadapi dalam implementasi Posyandu Pendekatan Siklus Hidup Manusia?
Maret 18, 2025

Tidak Cukup Edukasi Kesehatan Reproduksi, Beri Peran ke Remaja

Masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan selanjutnya. Remaja yang gagal berperilaku hidup sehat, kemungkinan akan menghadapi banyak tantangan dalam melanjutkan pendidikan, mencari pekerjaan, memulai kehidupan berkeluarga ataupun dalam bermasyarakat. Perilaku hidup tidak sehat antara lain, berupa seks sebelum menikah, menikah terlalu muda atau di usia anak, tindakan aborsi, menggunakan narkoba dan sebagainya. Salah satu kebutuhan prioritas bagi remaja agar dapat berilaku hidup sehat yaitu informasi mengenai kesehatan reproduksi. Informasi kesehatan reproduksi yang berkualitas, mudah diakses dan bebas stigma menjadi kebutuhan yang tidak boleh ditunda. Remaja butuh informasi dari orang-orang yang dipercaya dan mau menjadi pendamping atau tempat ‘curhat’ bagi remaja yang dalam situasi gamang dan tidak tau harus berbagi cerita ke siapa. Pendekatan kepada remaja inilah yang dilakukan narasumber kita saat ini. Apa saja peran spesifik yang dilakukan dalam memberikan edukasi dan konseling kesehatan reproduksi bagi remaja? Apa tantangan yang dihadapi dalam melakukan edukasi dan konseling kesehatan reproduksi remaja?
Maret 18, 2025

Terus Kampanyekan Makanan Sesuai Usia Bayi dan Anak untuk Cegah Stunting

Strategi Nasional Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu atau ASI dan Makanan Pendamping ASI atau MP-ASI merekomendasikan pemberian makanan yang baik dan tepat bagi bayi dan anak usia 0 sampai 24 bulan. Didalamnya meliputi: Inisiasi Menyusu Dini segera setelah lahir minimal selama 1 jam; pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan; memberikan Makanan Pendamping ASI mulai usia 6 bulan; dan meneruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun atau lebih. Menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2021, angka inisiasi menyusu dini atau IMD di Indonesia sebesar 48,6 persen, artinya lebih dari separuh bayi tidak mendapatkan kolostrum dari ASI pertama yang kaya nutrisi dan antibodi. Sementara itu, berdasarkan data BPS tahun 2023, presentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif di Indonesia mencapai 73, 97%, meningkat dari tahun 2022 sebesar 72,04%. Pemberian Makanan Bayi dan Anak atau PMBA yang tepat dan sesuai usia dapat mencegah anak-anak menderita kurang gizi dan gizi buruk. Bagaimana agar setiap keluarga yang mempunyai bayi dan anak usia 6 sampai 24 bulan mempunyai pengetahuan tentang PMBA sehingga mampu memberikan ASI eksklusif dan menyiapkan Makanan Pendamping-ASI yang sesuai di masing-masing keluarga?
Maret 18, 2025

Pemenuhan Gizi Anak Semestinya Berbasis Pangan Lokal

Syarat ketahanan pangan masyarakat menurut Food and Agriculture Organization (FAO) yaitu bagaimana kapasitas masyarakat dalam menyediakan, baik menghasilkan maupun menyimpan pangan dalam jumlah dan kualitas yang memadai dengan mengandalkan kekuatan sendiri. Dalam hal ini, perlu keanekaragaman pangan agar masyarakat mampu mencukupi ketersediaan pangan untuk menjaga keberlanjutan pangan sendiri. Keanekaragaman pangan tidak hanya berfungsi dalam mencegah kerawanan pangan, namun juga dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarga dan menjaga kesehatan tubuh. Kandungan zat gizi bisa ditemukan dalam beragam pangan, sehingga dibutuhkan jenis pangan yang beragam pula untuk memenuhi gizi seimbang. Oleh sebab itu, keragaman pangan penting bagi kesehatan. Bagaimana sebenarnya ketersediaan bahan pangan lokal? Bagaimana pula cara pengolahannya agar bahan pangan lokal yang tersedia bisa diolah menjadi makanan yang beragam? Adakah teknologi pengolahan bahan pangan lokal sederhana yang bisa digunakan masyakarat untuk penganekaragaman pangan tersebut?